06 September 2010

Coffee Toffee Hadir di Sekolah

LARIS : Para siswa terlihat antri membeli kopi di Coffee Toffee di kantin sekolah Stella Maris School, Bumi Serpong Damai, Tangerang. Kopi beraneka rasa ini telah berhasil menggaet pelanggan di kalangan para remaja.

NONGKRONG sambil minum kopi tidak hanya dilakukan kalangan eksekutif muda ataupun sosialita berduit. Anak sekolah ternyata juga menyukai kegiatan ini. Rutinitas menenggak secangkir kopi sambil berbincang dengan sahabat ternyata sudah melebar menjadi gaya hidup di kota besar.

Tidak hanya kalangan pekerja kantoran dan eksekutif berdasi, anak muda bahkan usia sekolah ternyata juga sangat suka melakoninya. Gerai Coffee Toffee akhirnya memberikan sarana untuk itu. Sejarah kopi yang menjelma menjadi minuman nikmat dan favorit dimulai dari cerita seorang penggembala kambing Abessynia (sekarang namanya Etiopia) yang menemukan tumbuhan kopi sewaktu menggembala sekitar abad ke-9 Masehi.Dari sana,lalu menyebar ke daratan Mesir dan Yaman. Kemudian pada abad ke-15 menjangkau lebih luas lagi ke Persia, Mesir,Turki,dan Afrika Utara. Namun, ada yang mengatakan sejarah kopi ini berawal dari Abessynia.Tapi lain cerita,di mana Ali al-Shadili yang gemar meminum sari biji kopi untuk membuatnya tetap terjaga demi menjalankan salat malam.

Dari sinilah, akhirnya khasiat kopi menyebar sebagai minuman penghilang kantuk. Kopi ternyata tidak begitu saja menjadi salah satu minuman favorit dunia yang digemari. Awalnya di Italia,pendeta-pendeta melarang umatnya minum kopi dan menyatakan bahwa minuman kopi tersebut dimasukkan sultan-sultan muslim untuk menggantikan anggur. Bukan hanya melarang, juga menghukum orang-orang yang minum kopi.Tidak hanya di Italia, pada 1656 Wazir dan Kofri, Kerajaan Usmaniyah, mengeluarkan larangan untuk membuka kedai-kedai kopi. Namun,seiring waktu berjalan, keberadaan kopi mulai diakui sebagai minuman favorit.

Tidak heran berbagai gerai minuman kopi mulai tumbuh di mana-mana.Begitu juga dengan Coffee Toffee. Coffee Toffee didirikan pertama kali pada akhir 2005 di Kota Surabaya oleh Odi Anindito. Pada awalnya Coffee Toffee hanya sebuah kios coffee kecil yang untuk tempat berkumpul kalangan sendiri, teman, dan rekan-rekan dekat saja. Seiring dengan berjalannya waktu, dari sering bertemu serta dari omongan mulut ke mulut, ternyata sambutan pasar terhadap produk dan konsep yang ditawarkan gerai kopi ini cukup bagus. Berbekal hal tersebut,maka pada 2006 pengelola menambah dua gerai Coffee Toffee di Surabaya.

Bisnis ini pun berkembang pesat. Hingga 2009 Coffee Toffee telah mempunyai 60 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan terpilih sebagai salah satu trend setter di industri kopi ritel Indonesia oleh sebuah majalah bisnis terkemuka. Visinya antara lain menjadikan kedai kopi lokal yang dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan selalu memberikan produk dan layanan terbaik dengan bahanbahan baku lokal terpilih dengan harga terjangkau. Coffee Toffee mencoba memberikan konsep baru dalam menyediakan minuman berbahan dasar kopi dalam berbagai rasa dan dirimu secara khusus dengan menggunakan konsep drive-thru atau take away.

Karena itu, tidak hanya di mal atau plaza, lokasi gerai Coffee Toffee juga merambah gedung perkantoran, arena rekreasi, dan kantin sekolah. Seperti juga yang dibuka di Stella Maris School,Jalan Artha Kencana 1, Sektor 12, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten ini. Menutur pemilik Coffee Toffee cabang Stella Maris School,Natalia Sjoekoer, dirinya sengaja memilih sekolah sebagai lokasi gerai karena memang kebiasaan minum kopi saat ini juga sering dilakoni anak muda, bahkan usia sekolah.Kebanyakan mereka menikmatinya saat istirahat ataupun setelah pulang sekolah. “Saya pikir dulu anak-anak bakal banyak membeli minumannya yang cokelat atau teh, ternyata banyak juga yang memilih espresso.

Gaya hidup minum kopi saat ini ternyata sudah merambah anak kecil,” tutur Natalia yang memang pencinta kopi sejati itu. Dia menuturkan,gerainya yang dibuka sejak Januari 2008 ini ratarata bisa menjual hingga 70 cup minuman. Selain anak sekolah, konsumennya adalah ibu-ibu yang mengantar anaknya serta guru-guru Stella Maris School.Namun, tidak menutup kemungkinan anak dari sekolah lain di sekitar perumahan BSD juga mampir ke gerai ini. “Siswa Stella Maris School saja ada 1.300 orang. Itu target market kami. Tetapi, ada juga anak yang tidak sekolah di sini, tetapi minum kopi di Coffee Toffee karena memiliki teman di Stella Maris.
Kebanyakan setiap pagi mereka memesan terlebih dahulu untuk diminum saat istirahat,”kata Natalia.

Keunggulan Coffee Toffee, Natalia menyebutkan, selain rasanya yang berbeda dibandingkan kopi di outlet lain, juga harganya yang relatif terjangkau.Tak ayal, anak sekolah dengan uang saku tidak seberapa banyak juga yang mampu membelinya. “Meski murah, kualitas Coffee Toffee layak disejajarkan merek lain yang sudah lama eksis,”ujarnya. Karena letaknya di lingkungan sekolah, Coffee Toffee cabang Stella Maris School yang berkapasitas 40 orang ini waktu bukanya terbatas.

Setiap Senin sampai Jumat mulai buka sejak pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB.Pada Sabtu buka sampai pukul 14.00 WIB. Sementara Minggu dan hari libur tutup. (rendra hanggara- Seputar Indonesia)
Sumber: OpenRice.com

Lihat Juga: Makanan, Japanese food

Tidak ada komentar:

Posting Komentar