Catatan :
1. Faktor cinta sebelum kawin tidak pernah disinggung dalam ajaran Islam. Dalam praktek, cinta sebelum kawin sering penuh dengan rahasia, sebab biasanya orang yang sedang bercinta berusaha menutupi kekurangannya yang satu terhadap yang lain; sering pula orang yang sedang bercinta tidak mempunyai pertimbangan netral obyektif, seperti yang dikatakan pepatah : “Cinta itu buta”. Oleh karena itu pertimbangan cinta sebelum kawin tidak mutlak untuk suksesnya hidup perkawinan.
2. Untuk mengambil suatu keputusan apakah yang diinginkan menjadi jodoh seseorang akan membawa kebaikan di belakang hari atau tidak, harus dimohonkan petunjuk dari Tuhan yang yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang gaib. Jalannya dengan sholat istikharah (shalat minta pilihan). Jangan sekedar memilih jodoh online atau melalui media lainnya.
Dari catatan tersebut di atas, dapatlah kita mengerti bahwa memilih jodoh yang tepat menurut ajaran Islam adalah pilihan atas dasar pertimbangan kekuatan jiwa agama dan akhlaq. Dan perlu diingat bahwa perkawinan bukan semata-mata kesenangan duniawi, tetapi juga sebagai jalan untuk membina kehidupan yang sejahtera lahir dan batin serta menjaga keselamatan agama dan nilai-nilai moral bagi anak keturunan. Hal ini berlaku bagi calon suami maupun calon isteri. Bukan sekedar memilih jodoh, misalnya sekrang lagi ramai-ramainya seperti jodoh online, dsb.
Islam bukannya tidak memberi tempat sama sekali kepada pertimbangan faktor-faktor lain. Islam hanya menekankan agar pertimbangan faktor agama dan akhlaq memperoleh prioritas, kemudian baru pertimbangan faktor-faktor lain. Sudah tentu akan amat ideal apabila seseorang menemukan jodoh yang agamanya kuat, cantik, kaya dan keturunan serta pangkatnyapun baik.
http://listianash.wordpress.com